Thursday, March 31, 2005

Aksi Publisitas Gratis untuk 'bisnis internet' Anne Ahira

Dari forwarding e-mail seorang 'teman' yang subscribe di Mailing List Indonesian Gmail, ada thread conversation menarik mengenai aksi keprihatinan terhadap model 'bisnis' Anne Ahira. Ada yang melihatnya sebagai additional exposure / free publicity bagi 'bisnis' tersebut. Dengan beramai-ramai mengekspos masalah ini, orang yang tidak/belum pernah mendengar/membacanya justru menjadi tahu dan ingin mencoba: siapa tahu setelah bergabung nantinya bisa termasuk dalam nol koma sekian persen yang berpenghasilan ribuan dollar perbulan. Dengan kata lain kita turut menjerumuskan orang lain kedalam model 'bisnis' ini.

Saya cenderung berpendapat sama dengan mayoritas blogger yang mengikuti atau setidaknya mendukung aksi ini: ini memang sebuah publikasi. Kita ingin publik tahu (dan ini dijelaskan dalam analisa perhitungan yang sangat mudah dipahami) bahwa inilah bentuk sebenarnya dari model 'bisnis' yang mereka tawarkan. Inilah apa yang mereka katakan 'bisnis internet' yang memungkinkan anda 'meraup ribuan dolar' setiap bulannya, memperoleh 'kebebasan finansial' sehingga anda bisa 'pensiun dini'. Saya tidak menafikan bahwa Anne Ahira memang berhasil secara materi, walaupun saya tidak melihat dengan mata kepala sendiri saya percaya bahwa ia memperoleh uang yang sangat banyak, jauh lebih banyak dari yang saya dapatkan. Tapi, sekali lagi, mereka sudah diberitahu bahwa agar tidak merugi dalam 'bisnis' ini (jangan dulu pikir berhasil seperti Anne Ahira), mereka harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan mereka harus mau melakukan perbuatan tercela yang dilakukan sebagian peserta 'bisnis' ini seperti spamming lewat e-mail, spamming komentar di situs/blog orang lain, memberikan informasi yang tidak lengkap (baca:menyembunyikan informasi yang sebenarnya) dalam iklan - iklan mereka. Menurut saya, apa yang dijelaskan disana sudah cukup. Jika seseorang yang membacanya kemudian memutuskan untuk mengikuti 'bisnis internet' tersebut, saya tidak bisa mencegahnya.

Apakah saya turut bertanggungjawab mempopulerkan model 'bisnis' ini? Mungkin lebih tepat dikatakan bertanggungjawab membuat orang lebih memahami model 'bisnis' ini. Apakah saya turut bertanggungjawab atas kerugian yang diderita jika seseorang tetap memutuskan untuk mengikuti bisnis ini? Tentu saja tidak. Tanggungjawab itu ada dipihak masing-masing individu yang menolak/menerimanya. Saya memberikan informasi yang berimbang, dan itu jauh lebih baik dari (dis)informasi iklan yang mereka terima. Coba ingat-ingat lagi perdebatan mengenai pentingnya pendidikan seks bagi remaja beberapa waktu lalu. Apakah anda juga berpendapat hal itu justru mendorong perilaku seks bebas dikalangan remaja?
Sampaikanlah yang benar walaupun pahit.

Klise tapi sangat relevan dengan isu disinformasi yang terjadi baik diinternet maupun berbagai media lainnya di Indonesia akhir-akhir ini.